Minggu, 25 Desember 2011

kopiko dengan espresso


KOPIKO Vs ESPRESSO

Latar belakang
            Seiring dengan perkembangan zaman semakin komplek kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh tiap – tiap individu manusia. Tak pelak menimbulkan begitu banyak kemungkinan permintaan yang membutuhkan penawaran untuk dipenuhi. Sehingga para produsen pun saling berlomba untuk memenuhi permintaan pasar.
            Begitu banyak cara promosi yang dilakukan oleh produsen  untuk memikat perhatian konsumen agar mau membeli produknya. Baik promosi itu  berupa iklan di media elektronik maupunn iklan media cetak. Kreatifitas dalam penyuguhannya dibutuhkan agar memberi kesan kepada yang meilhatnya.  Namun krestifitas itu kuranng mengindahan aspek etika, yang nantinya justru bias menjadikan boomerang bagi pemilik produk yang bersangkutan.
            Dalam pembahasan selanjutnya kami akan memaparkan persaingan produk 2 merk permen kopi yaitu “espresso” dengan “kopiko” dalam periklanannya melalui tinjauan etika.

Rumusan masalah
            Kopiko adalah merk permen kopi yang sudah memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia, dengan positioning sebagai permen kopi yang lebih berasa kopi. Sedangkan espresso adalah brand pendatang baru dalam kelas permen kopi yang ingin “memakan” pasar dari kopiko.
            Cara espresso dalam memasarkan produk permen kopinya terlihat “menjatuhkan” nama dari kopiko. Hal itu dapat dilihat dari 2 iklan komersial TV dari esspreso yang menyudutkan kopiko.  Yang menjadi pokok permasalahan adalah etiskah menyudutkan suatu pihak dalam penyampaian suatu pesan.

Tujuan
            Memberikan informasi  kepada pembaca sekaligus konsumen agar mampu menyikapi iklan – iklan yang kurang mendidik . Serta saran kepada produsen untuk melakukan tindakan yang lebih sportif  dan edukatif dalam rangka kegiatan promosinya

 
Pembahasan
            Sebagaimana yang kita ketahui etika dalam budaya timur merupakan hal – hal yang harus diperhatikan dalam interaksi social.  namun realitas yang terjadi sekarang, etika suda tidak lagi digunakan. Setiap perilaku individu sudah berperilaku bebas. Dampaknya adalah banyak kepentingan – kepentingan pihak lain yang dirugikan  
Fenomena tersebut tidak hanya terjadi dalam dunia social saja. Dalam dunia bisnis  ketatnya persaingan menimbulkan budaya kompetisi yang kurang sehat. Idealnya, kompetisi antara perusahaan dengan perusahaan lainnya dilakukan secara sportif dengan mengunggulkan kompetensi dari produk – produk yang dihasilkan. Bukan persaingan yang bersifat menjatuhkan.
Dalam tinjauan etika bisnis, didalamnya yang ingin diraih adalah kepercayaan. Sebab didalam bisnis terjadi interaksi dari komponen intern serta ekstern perusahaan. Bila upaya membangun kepercayaan diraih dengan cara tidak elegan, akibatnya adalah reputasi atau nama baik yang dijadikan pertaruhannya. Konsekuensi atas tindakan yang dilakukan bisa menjadi blunder bagi perusahaan.
Didalam etika periklanan, terdapat sejumlah tata etika yang harus diperhatikan. Antara lain dramatisasi kualitas produk yang berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta kualitas produk yang ada sehingga kemudian dianggap menipu konsumen. larangan untuk menyerang brand competitor secara terang-terangan dalam iklan, karena dianggap bisa mematikan daya saing pihak lain.  Serta Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara, dan golongan, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Upaya espresso dalam merebut pangsa pasar kopiko dengan melakukan combative advertising atau iklan yang bersifat menyerang. Competitor. Dengan maksud menanamkan bahwa produknya memiliki keunggulan isi dibandingkan dengan produk kopiko.



terlihat jelas bagaimana espresso menampilkan secara gamblang pernyataan Menyebut permen kopi ko –song yang menbuat orang jadi kopong atau bengong dalam iklan elektroniknya  dan memperlihatkan espresso adalah permen kopi dengan isi terlihat lebih fresh. hal ini merupakan upaya menjatuhkan brand kopiko di mata pelanggannya. menurut tinjauan etika periklanan, pernyataan yang dilontarkan espreso terhadap kopiko sudah melanggar azas etika yang  sudah disepakati.

Kesimpulan dan saran 
        iklan  merupakan salah satu kegiatan promosi yang tidak bisa ditinggalkan oleh produsen dalam memasarkan produknya. akan tetapi hendaknya dalam melakukan kegiatan tersebut aspek etika perlu menjadi pertimbangan. contoh dari iklan yang dilakukan oleh espresso merupakan tindakan yang melanggar kode etik yang sudah ditetapkan.
          iklan hendaknya lebih menitik beratkan pada sisi edukatifnya tapi tidak melupakan sisi komersialnya. sehingga masyarakat sebagai penikmat iklan  dapat terdidik dengan informasi yang diberikan. bagaimanakah jadinya bila dalam iklan, propaganda yang dilakukan oleh produsen saja sudah melanggar etika - etika yang berlaku
          masyarakat sebagai konsumen hendaknya juga harus lebih kritis dalam menyikapi ikaln yang berbau pelanggaran etika. dengan begitu konsumen bisa lebih obyektif dalam menilai suatu produk. iklan yang berlebihan pun belum tentu memberikan jaminan kualitas yang lebih baik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ulasannya menarik. trims. salam kenal http://poetrafoto.com

Posting Komentar